OPD Kab. Asmat dan YASA Bersinergi dalam Program VCA

P. Hendrik, Pr. Dir YASA sedang memberi Penjelasan

Yayasan Alfons Suwada dan OPD Kab. Asmat mengelar diskusi untuk membangun kerja sama dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Diskusi bersama tersebut berkaitan dengan program voice for just climate action (VCA) bidang ketahanan pangan, pendidikan, gender, pemetaan wilayah adat, dan HAKI di Aula Keuskupan Agats-Asmat, Jumaat (11/03/2021).

Kegiatan diskusi bersama OPD Kab. Asmat ini adalah sebuah upaya untuk menyampaikan pemahaman bersama membuka kemungkinan untuk bersinergi dan kolaborasi pada bidang-bidang kerja yang ada. Selain itu juga, pada kesempatan yang sama ingin menyampaikan hasil kegiatan tahun 2021 dan kegiatan yang sedang akan dijalankan tahun 2022-2025.

Direktur Yayasan Alfons Suwada, Pastor Hendrikus Hada, Pr mengatakan pertemuan ini adalah sebagai tindaklanjut dari konsultasi sebelumnya antara Yayasan dan kepala BAP4D dan beberapa kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kab. Asmat. Konsultasi tersebut adalah sebagai upaya untuk mencari waktu bersama membangun dan menyamakan presepsi untuk terlibat dalam apa yang menjadi keprihatinan atau menjadi tanggungjawab kita bersama untuk masyarakat. “kesempatan ini kami dari Yayasan Alfons Suwada bersama tim kerja mau memperkenalkan kepada bapak ibu OPD terkait rencana program voice for just climate action (VCA)”.

Lebih lanjut Pastor Hendrikus Hada, Pr menjelaskan pada tingkat global program ini bernama suara perubahan iklim sedangkan di Asmat disebut sebagai penguatan suara masyarakat adat Asmat dalam aksi iklim. Secara khusus program ini untuk masyarakat adat Asmat karena dampak dari perubahan iklim paling dirasakan atau terkena langsung adalah masyarakat adat. Selain itu masyarakat adat adalah orang-

orang yang termarginalisasi dan jarang tersentuh oleh aksi-aksi perubahan iklim.

“dalam aksi-aksi perubahan iklim masyarakat adat seringkali termarginalisasi. Jarang tersentuh. Seringkali tidak mendapat keuntungan atau manfaat dari aksi-aksi perubahan iklim.  Padahal mereka adalah korban utama dari masalah perubaha iklim.  Masyarakat adat pada prisnsipnya mereka yang tinggal disekitar hutan. Dan Ketika terjadi perubahan iklim merekalah yang paling terdampak”

Kepala Sub-Bagian Dinas Pertanian, Iriani yang berkesempatan hadir dalam diksusi tersebut menanggapi bahwa program yang telah disusun oleh YASA sebetulnya tidak jauh berbeda dengan program yang dilakukan oleh Dinas Pertanian terutama yang berkaitan dengan pekarangan. Iriani menambahkan Program pekarangan ini adalah sebuah program nasional sampai ke Kabupaten/Kota. Program tersebut sebagai upaya untuk pemenuhan gizi masyarakat khusunya pangan yang bisa langsung dikonsumsi.  “bagi saya ini sangat menarik, kalau kita lihat dengan perencanaan pada Dinas Pertanian kayaknya bisa saling bekerja sama khususnya yang berkaitan dengan pekarangan”.

Selain itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Hermina Ewenkos mengharapkan untuk membuat satu kesepakatan bersama berupa MoU supaya kegiatan yang sementara dilakukan oleh Yayasan Alfons Suawa dan pemerintah bisa disingkronkan agar dapat berkolaborasi bersama. “kami dari pemberdayaan Perempuan sangat perlu untuk kerja samanya itu, supaya titik pelaksanaan itu kita bisa cocokkan. oleh karena itu kami mendukung untuk kegiatan ini dan kita bisa berkolaborasi.” (Anggur_YASA)